Headlines News :
Home » , » Rahasia Di Balik Senja

Rahasia Di Balik Senja

Written By Budi satrian on Saturday, April 22, 2017 | April 22, 2017


Gambar model 

Cerpen Karangan: 

Kategori: Cerpen Motivasi
Lolos moderasi pada: 17 April 2017

Senja mengajarkanku banyak hal di kehidupan ini. Senja pun mempertemukan kita di dalam ketidaksengajaan. Hingga kehidupanku pun dihancurkan oleh senja. Dirimu direnggut oleh senja. Aku hanya bisa menangis disaat teringatmu senja. Pesonamu menuai seribu arti, aku sangat mengharapkanmu untuk menghilang selamanya senja. Senja, kenapa kau pisahkan kami? Kenapa kau biarkan dirimu hidup sendiri? Kenapa kau lakukan itu senja? Aku hanya terpaku pada kalimat itu senja.
Kamu sungguh egois senja, di dalam hidupku sekarang hanya ada kegelapan. Semua sekarang tidak berarti di kehidupanku senja. Hidupku hanya dipenuhi sesal air mata. Semua hal yang indah lenyap begitu saja. Dulu aku sangat mengagumimu senja, aku pun menjadi pecandumu. Setiap hari kusempatkan waktu untul melihat pesonamu di pinggir danau di dekat rumahku. Awal diriku dilahirkan aku pun sudah bertemu denganmu. Kau menyambutku dengan cahaya abadimu. Disaat diriku membuka mata untuk yang pertama kalinya, kaulah cahaya pertama kali yang terlihat yang sanggat membuatku terkagum kagum. Teman-temanku pun memberi julukan kepadaku sebagai Dewi Senja. Aku hanya tersenyum kepada mereka karena memang diriku dahulu pecandumu. Tetapi aku sangatlah membenci julukan itu jika mengingatnya. Kenangan kenangan indah bersamamu pun sudah aku coba menghapusnya. Tetapi entah mengapa memori-memori itu masih melekat di otakku.
Apa kau masih mengingat kekasihku Fuad? Kau sudah mengambilnya secara paksa. Apa kau memikirkan perasaanku? Hatiku benar-benar hancur teriris-iris oleh sebilah samurai yang amat sangat tajam. Kau merenggut disaat kami melakukan Anniversary ke 2 tahun kami. Dan disaat dirimu menunjukkan pesona terindahmu. Diriku sangat terpukul. Kau menunjukkan seberapa kejamnya dirimu. Kau merenggut dia tepat di hadapanku. Banyang-bayang itu pun sering lalu lalang menghantuiku.Begitulah dengan kedua orangtuaku. Kau tega merenggutnya. Kau merenggutnya seminggu sesudah kematian kekasihku. Dan hari itulah adalah hari ulang tahunku. Apa itu hadiah untuk para pecandumu? Kau merenggut mereka dengan sangat tragis. Mereka kecelakaan sehabis membeli kado ulang tahunku. Kau pun menjadi saksi kunci atas itu semua. Apa kau tidak memikirkan perasaanku, Hancur! Benar-benar hancur!!! Hidupku sekarang tidak ada tujuan. Diriku seiring waktu berjalan di kebimbangan. Aku hidup layaknya mayat. Berjalan ke arah yang tiada arti. Setiap sore langkah kakiku selalu ingin melangkah ke tepi danau. Diriku hanya menatap jernihnya air danau. Dan menangis yang hanya aku bisa lakukan.
Lamunanku mulai membanyang-banyangi. Mataku sudah tidak tahan akan air bah ini. Dan seketika itu air bah itu pun mulai bercucuran tumpah. Mataku hanya bisa terpenjam menahan kesakitan yang terasa amat sakit. Kenapa kau limpahkan semua ini?. Mulutku memang membisu tetapi hatiku terasa hancur. Ya tuhan, kuatkanlah hambamu ini. Seketika itu aku pun menyadari kehadiran seseorang di sampingku. Aku mencoba untuk membuka mata secara perlahan. Memang benar, ada sesosok pria tampan di sampingku. Aku pun mencoba untuk pergi tetapi dia menarik tanganku. Aku pun tidak bisa mengelak dan duduk di kursi itu lagi.
“Kenapa kamu menangis?” Tanya dia kepadaku
“Gak apa-apa, cuma debu masuk di mataku.” Jawabku seraya tersenyum palsu
“Kamu jangan berbohong, sudah 15 menit aku di sini. Aku merasakan kalau kamu kesepian” ucapnya
“Ya begitulah.” Ucapku
“Menangislah sekeras-kerasnya atau berteriak-teriaklah sesuka hatimu. Mungkin itu bisa membantumu. Cobalah!!!” Ucapnya
“Apa itu benar? Aku belum pernah mencobanya?” Gumamku
“Ayo cobalah” Semangatnya kepadaku

Aku pun menarik nafas dan…
“Aku membencimu senja!!!” Teriakku dengan lantang
“Kenapa kamu membenci senja?” Tanya dia kepadaku
“Tidak apa-apa” ucapku menutup-menutupi
“Oh iya dari tadi kita berlum berkenalan. Namaku Azka Rasyid Saputra” Ucapnya
“Namaku Cahya Senja Anastasya” Ucapku
“Nama yang sangat indah untuk gadis secantik kamu” Ucapnya spontan
“Terima kasih” Ucapku tertunduk malu

“Senja itu sangat indah ya. Aku menjadi pecandu senja saat ini” Ucapnya
“Jangan pernah kamu menjadi pecandunya, dia akan merebut semua yang kau punya” Ucapku sedikit gemetar
“Kenapa kau bisa berkata seperti itu?” Tanyanya
“Senja itu sangatlah jahat. Dia sudah merebut kekasih dan orangtuaku. Sekarang diriku hanya sebatang kara. Hidupku tidak memiliki tujuan yang jelas” Ucapku. Seketika itu tangisanpun menghantuiku
“Menurutku bukanlah senja yang jahat, kejadian itu semua merupakan kehendak dari Tuhan. Tuhan telah mengatur semua kematian dari makhluk ciptaannya. Jika malaikat kematian sudah datang maka itulah ajal bagi makhluknya. Jika mereka meninggal di waktu senja maka itu hanya kebetulah semata. Jika kamu membenci senja berarti kamu membenci tuhan. Ingat tuhan itu maha pengampun, segeralah kamu meminta pengampunan kepada Tuhan.”
Aku pun mulai mencerna kata-katanya. Perkataannya memang benar, itu semua adalah takdir dari tuhan. Bukan senjalah yang bersalah akan semua itu
“Kamu benar, terima kasih sudah menyadarkanku akan hal itu ” Akupun segera memeluknya dengan erat
“Sama-sama” Ucapnya pelan
“Aku pergi dulu” Ucapnya seraya melepaskan pelukanku
“Iya” Ucapku

Seiring berjalannya waktu pria itu menghilang disaat senja sudah memudar. Akupun segera bangkit dan berlari pulang. Badanku terasa sangatlah sakit, aku pun menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan badanku. Saat aku mandi aku membanyang-banyangkan wajah pria tadi. Dia sungguh baik dan tampan. Aku harus bertemu dengannya lagi. Aku pun segera berganti baju dan mengambil smartphoneku. Akupun menelepon asisten pribadi almarhum ayahku. Aku ingin bertemu dengannya.
Tak terasa aku pun sudah mendapatkan gelar sarjana dengan nilai yang memuaskan. Aku sekarang bertekad untuk melanjutkàn bisnis ayahku. Aku tidak boleh menyerah meski hidupku sendiri. Aku harus tetap semangat menjalani hidup ini. Aku menyadari masih ada orang-orang yang tinggal sebatang kara tetapi tetap memiliki semangat hidup. Aku pun menyadari bahwa bukanlah senja yang bersalah atas semua yang terjadi kepadaku tetapi tuhanlah yang telah mengatur kematian dari hambanya. Semoga tuhan mempertemukan dia kembali di hidupku jikalau kami berjodoh.
Cerpen Karangan: Arum sari
Blog / Facebook: arumsaripedulibahasa.blogspot.co.id / Arum Sari
Aku adalah penulis baru. Lahir banyuwangi, 13 mei 2002. Follow my twitter @arumsariarume1. Dan facebook aku Arum Sari. Aku sekolah di SMP NEGERI 2 SRONO. Semoga tulisanku bisa bermanfaat. Salam kenal kakak-kakak!!!
Share this post :

Post a Comment

kunjungi website kami

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Budi satrian - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger